Perusahaan Lokal dan Perusahaan International
Dilansir dari
website idnfinancials, PT. DCI Indonesia Tbk (DCII) didirikan pada tanggal 18
Juli 2011. Perusahaan ini terletak di Jakarta Selatan lebih tepatnya pada
Equity Tower, lantai 17, Jalan Jend. Sudirman Kav. 52-53, RT.5/RW.3, Senayan,
Kec. Kebayoran Baru.
Perusahaan ini
mempunyai total 96 karyawan terhitung dari awal perusahaan tersebut beroperasi
sampai pada 31 Agustus 2020, sampai saat ini belum ada konfirmasi dari
perusahaan terkait pembaruan jumlah karyawan terbaru. Perusahaan ini bisa
dikatakan salah satu perusahaan terbesar di Indonesia, pernyataan ini didukung
dengan fakta bahwa perusahaan tersebut memiliki banyak investor besar. Dilansir
dari cnbcindonesia, perusahaan ini terdaftar saham di Bursa Efek Indonesia
dengan nilai saham yang meroket pada tahun ini.
Untuk kestabilan saham pada perusahaan tersebut dapat
dilihat pada gambar di atas, dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa
perusahaan ini mengalami kondisi buruk penurunan harga saham pada bulan Juli 2021.
Hal ini dikarenakan terdapat masalah internal antara Bursa Efek Indonesia (BEI)
dengan perusahaan tersebut yang mengakibatkan tersuspensi nya harga saham PT.
DCI Indonesia tersebut. Tetapi, pada bulan agustus sampai sekarang, seperti
pada gambar yang telah dilampirkan, kondisi saham DCI sudah kembali normal.
2. Shopee
Shopee berdiri tahun 2015 di 7 wilayah berbeda di Asia. Sejarah Shopee di Indonesia sendiri dimulai pada Desember 2015. Saat ini, Shopee dikelola oleh SEA Group yang merupakan perusahaan milik Forrest Li.
Shopee didirikan dengan tujuan untuk menyediakan platform yang bisa digunakan baik oleh penjual maupun pembeli dari berbagai belahan Asia Tenggara demi tercapainya dunia yang lebih baik melalui kekuatan transformatif Teknologi. Tujuan Shopee juga untuk menawarkan pengalaman berbelanja dan berjualan online dengan berbagai macam pilihan produk, jasa fulfillment yang mudah digunakan dari beragam komunitas sosial.
Sebagai perusahaan marketplace ternama di Indonesia, Shopee
Indonesia juga memiliki visi dan misi seperti perusahaan pada umumnya. Visi
Shopee Indonesia adalah untuk menjadi mobile marketplace nomor 1 (satu) di
Indonesia. Dengan visi tersebut, Shopee tidak ada hentinya memberikan penawaran
dan fasilitas yang bisa dinikmati secara terus menerus oleh penggunanya.
Selanjutnya, untuk misi Shopee sendiri adalah untuk mengembangkan kewirausahaan bagi para penjual di Indonesia. Dengan hadirnya Shopee di Indonesia, para pemilik UMKM di Indonesia pun juga menjadi makmur karena memasarkan produk pun menjadi semakin mudah.
Perkembangan Shopee di Indonesia bisa dikatakan sangat pesat
dibandingkan dengan perkembangan marketplace lainnya. Perkembangan ini tentu
saja dipengaruhi oleh fitur-fitur canggih yang disediakan oleh Shopee. Karena
fitur inilah Shopee menjadi dikenal baik oleh masyarakat Indonesia sehingga
beberapa di antaranya pun menulis makalah tentang Shopee sebagai bentuk
dedikasi.
Shopee mungkin tidak akan dilabeli sebagai marketplace sukses di Indonesia jika tidak memiliki fitur yang menarik. Fitur-fitur Shopee banyak memberikan kontribusi terhadap para penggunanya baik penjual maupun pembeli.
Fitur - fitur Shopee :
- Gratis Ongkir
- Cash on Delivery
- Cashback dan Voucher
Pendapatan Shopee diprediksi naik dua kali lipat dari US$
2,2 miliar tahun lalu menjadi US$ 4,7 miliar pada 2021. Mayoritas pesanan di
platform Shopee berasal dari Indonesia.
Tencent merupakan perusahaan game yang jauh lebih besar dibandingkan oleh Nintendo. Tidak hanya bergerak di bidang game dan teknologi, Tencent ternyata juga bergerak dalam bidang film serta musik. Tencent didirikan oleh Ma Huateng atau yang lebih dikenal oleh Pony Ma yang merupakan salah satu pebisnis terkaya di Cina. Seperti yang disebutkan di atas, awal mulanya Tencent memiliki industri film yang melahirkan film Men in Black International, Top Gun dan juga Terminator.
Selain itu, Tencent juga merupakan sosok yang berada di
balik aplikasi chatting terkenal di Cina yaitu We Chat. Hingga kemudian Tencent
memutuskan untuk terjun dalam bisnis industri game.
Seperti contohnya, Riot Games. Di mana Riot Games ini berada
di belakang games terkenal dunia yaitu League of Legends dan Teamfight Tactics.
Tidak hanya Riot, Tencent juga memiliki saham sebesar 40% di Epic Games,
publisher games asal Carolina Utara yang merilis game Fortnite.
Tidak puas sampai di sana, Tencent juga memiliki saham
kepemilikan yang lebih besar lagi sebesar 84%
di Supercell yang membuat game Clash of Clans, Clash Royale dan juga
Brawl Stars. Selain itu, Tencent juga memiliki saham minoritas di game terkenal
yaitu Call of Duty dan juga Assassin’s Creed.
Dan yang lebih hebatnya lagi, Tencent ternyata merupakan
partner bagi para publisher game ternama dunia agar game yang berasal dari
Amerika bisa masuk ke China. Sebut saja Activision, Ubisoft, EA, Sony bahkan
Nintendo pun bekerja sama dengan Tencent agar game mereka bisa masuk dalam
industri game di Cina.
Pada tanggal 18 Maret 2020 kemarin, Tencent mengumumkan laporan keuangannya
kepada publik. Total pendapatan yang didapat Tencent selama tahun 2019 kemarin
sebesar $ 54,082 juta. Pendapatan ini mengalami peningkatan sebesar 21% dari
pendapatan per tahun 2018.
2. Accenture plc
Accenture plc adalah sebuah penyedia jasa profesional multinasional asal Irlandia. Masuk dalam daftar Fortune Global 500, perusahaan ini mencatatkan pendapatan sebesar $43,2 milyar pada tahun 2019 dan mempekerjakan 492.000 orang, untuk melayani klien di lebih dari 120 negara. Pada tahun 2015, perusahaan ini mempekerjakan sekitar 150.000 orang di India, 48.000 orang di Amerika Serikat, dan 50.000 orang di Filipina. Klien Accenture saat ini meliputi 91 perusahaan yang masuk dalam daftar Fortune Global 100, serta lebih dari tiga perempat perusahaan yang masuk dalam daftar Fortune Global 500. Perusahaan ini didaftarkan sebagai sebuah badan hukum di Dublin, Irlandia pada tahun 2009.
Accenture memulai sejarahnya pada dekade 1950-an sebagai
divisi konsultansi bisnis dan teknologi dari Arthur Andersen, saat mereka
mengadakan studi kelayakan untuk General Electric dalam memasang sebuah
komputer di Appliance Park di Louisville, Kentucky, yang kemudian mengarah pada
GE memasang komputer dan mesin pencetak UNIVAC I, yang dipercaya merupakan
penggunaan komputer secara komersial pertama di Amerika Serikat. Joseph
Glickauf, seorang pelopor konsultansi komputer, pun menjabat sebagai kepala
divisi layanan administratif di Arthur Andersen.
Pada tahun 1989, Arthur Andersen dan Andersen Consulting
menjadi unit bisnis terpisah di bawah Andersen Worldwide Société Coopérative
(AWSC). Selama dekade 1990-an, ada ketegangan antara Andersen Consulting dan
Arthur Andersen. Andersen Consulting membayar Arthur Andersen hingga 15% dari
labanya per tahun (sesuai ketentuan dari pemisahan pada tahun 1989, bahwa unit
bisnis yang labanya lebih banyak – entah AA atau AC – membayar unit bisnis yang
labanya lebih sedikit, sebesar 15% dari labanya), sementara pada saat yang
sama, Arthur Andersen juga berkompetisi dengan Andersen Consulting melalui unit
layanan konsultansi bisnis bernama Arthur Andersen Business Consulting (AABC)
yang baru dibentuk. Perselisihan tersebut pun memuncak pada tahun 1998 saat
Andersen Consulting membayar 15% untuk tahun itu dan tahun-tahun berikutnya ke
eskro dan mengeluarkan klaim pelanggaran kontrak kepada AWSC dan Arthur
Andersen. Pada bulan Agustus 2000, sebagai hasil kesimpulan arbitrase dengan Kamar
Dagang Internasional, Andersen Consulting memutus semua hubungan kontraktual
dengan AWSC dan Arthur Andersen. Sebagai bagian dari penyelesaian arbitrase,
Andersen Consulting pun membayar sejumlah uang di eksro ($1,2 milyar) ke Arthur
Andersen, dan diwajibkan mengubah namanya.
Pada tanggal 1 Januari 2001, Andersen Consulting resmi
mengubah namanya menjadi "Accenture". Kata "Accenture"
berasal dari "Accent on the future". Nama "Accenture"
diusulkan oleh Kim Petersen, seorang pegawai di kantor Oslo, Norwegia, sebagai
hasil dari sebuah kompetisi internal. Andersen merasa bahwa namanya harus
merepresentasikan keinginannya untuk menjadi pemimpin dan pemain besar di
industri konsultansi global, serta ingin agar namanya tidak terlihat ofensif di
negara manapun Accenture beroperasi.
Pada tanggal 19 Juli 2001, Accenture melalukan penawaran
umum perdana di Bursa Saham New York dengan harga $14,50 per lembar saham,
dengan Goldman Sachs dan Morgan Stanley bertindak sebagai penjamin emisi utama.
Saham Accenture pun ditutup pada hari itu dengan harga $15,17, dengan harga
tertinggi pada hari itu adalah $15,25. Pada hari itu, Accenture berhasil
mengumpulkan dana hampir $1,7 milyar.


.jpg)

.jpg)
Komentar
Posting Komentar